PAHIT





Ini tentang aku dan sebuah rasa yang tidak habis diperkarakan. Sudah berapa kali aku katakan pijakan dan langkahku yang selalu diibumbui dengan membara ini didasari oleh cinta. Aku tidak sudi meminta upah atas segala apa yang sudah aku gali. Tapi sedikitlah, berbuat dengan rasa yang sepantasnya. Kita sama-sama manusia. Sama-sama memilki masalah yang tidak berujung. Ketika kamu menjadi orang yang seolah-olah dirugikan, aku pun sama. Semua ada masanya. Jangan mencoba membandingkan seberapa berat bebanmu kemudian membandingkan dengan aku tapi sambil menutup mata. Kamu fikir aku sudah tidak berhak untuk meminta. Aku juga manusia, punya rasa tidak puas, kecewa, sedih dan tidakada habisnya terus mengeluh karena sebuah kesakitan.

Tolong katakan, dimana kamu menaruh umpan kesengsaraan yang lukanya tidak kering hingga saat ini. Baiklah kita boleh sama-sama memikul, namun apa yang kamu pikul bukan sesuatu yang aku pikul. Aku mohon, jangan coba menjinjing milikku, kamu tidak akan tahu kenapa apa yang kubawa terlihat lebih ringan. Aku tidak menguranginya sama sekali. Kamu akan tahu kalau kamu juga ikhlas dengan semua yang menggantung di tanganmu.

Ini sudah berkali-kali menjadi sebuah perkara. Yang kemudian aku tanpa sadar menampar pipiku sendiri berkali-kali. Membodohi setiap kelakuan yang aku buat. Kamu pikir aku ini apa. Aku bukan super hero. Aku hanya  manusia yang Allah kasih hati bisa lebih lapang menerima kekalahan dan  juga kesengsaraan yang kamu buat. Aku lelah, sungguh. Jangan paksa aku untuk terus menjadi wanita yaang cerdas menuntut, aku lelah. Ketahilah kita sama-sama tidak memiliki kekuatan super apapun. Jadi beban kita hampir sama. Hanya cara membawanya yang berbeda dan tingkat dasarnya pun berbeda.

Mohon buat aku merasa aman dan nyaman. Saya bukan robot yang ketika kamu tampar, rasa sakitnya tidak sampai ke hati. Aku bukan hewan yang dengan bringasnya ketika kau pukul akan balik memukul. Dan aku bukan orang gila yang akan diam saja akan semua kelaukan yang kamu buat. Saya cukup tegar, itu sudah membuat saya bahagia. Sebab saya akan tidak peduli dengan kalian dan apapun yang menjadikan kalian semakin menyebalkan. Mohon jangan diulang kisah yanng tidak manis. Dan jangan kembali kau aduk kopi hitam yang sudah di dasar. Pahitnya akan sampai ke ulu hati. Saya penikmatnya dan selalu menikmatinya. Namun kenyataannya tidak senikmat kopi pahitnya. Kenyataannya hanya sampai pada rasa kopinya.

Pahit


Jakarta, 03/05/18
@ossidduha

Komentar

Postingan Populer