Salam kenal,


Hai,

Salam kenal, namaku ...

Perkenalan sudah nggak lagi kaku, apalagi baku. Mengenal juga nggak perlu lama, apalagi drama. Manusia terus tumbuh. Pemikiran anak-anak kian hari kian dewasa. Orang dewasa, kian hari seperti anak-anak.

Sadar nggak sadar, suara tawa di atas kepalaku bikin konsentrasiku buyar. Kesalku batal. Aku yang ingin marah berubah cerah. Dia tertawa dan menertawaiku. Pertanyaan siapa dia dengan sinis, berubah jadi siapa dia dengan manis. Aku heran sama diriku sendiri. Sebegitu mudahnya menerima kehadiran.

Tahun ini jadi tahun terberat. Setelah meninggalkan, kemudian dipatahkan, lalu ditinggalkan. Berat. Seperti karma. Tapi rasanya, kami saling melepas dengan ikhlas. Aku dipatahkan tanpa komentar. Dan ditinggalkan tanpa bertanya. Jadi kupikir aku tidak punya kesalahan.

Tuhan bawa dia. Kuncup bunga di antara rerumputan tandus. Mengenalkan pada rumah tanpa jendela, yang mempersilahkan masuk tanpa uang masuk.

Kamu adalah orang asing yang masuk ke duniaku tanpa permisi. Tapi setelah masuk, aku mempersilahkanmu duduk tanpa sanksi.

Kadang kita harus ubah rencana. Ada rencana A, B dan C. Kalau ketiganya batal, kita nggak haram untuk menjalankan rencana tanpa rencana. Ini rumit.

Aku membuat kriteria. Memaksa ia yang tak mau masuk, duduk dan bersila. Hasilnya, ia pun menyela. Aku merela. Selalu berpola dan membuat kegagalan-kegagalan bermula.

Tapi sihir tentang melupakanmu adalah bohong. Pura-pura tidak peduli padahal setiap menit diperhatikan. Mau bilang bosan, tapi sehari tanpa obrolah jadi momen paling membosankan. Kita sebenarnya nggak benar-benar dipisahkan. Cuma sedang dijadikan objek penelitian Tuhan.


Mungkin

Percaya tidak percaya, aku tidak pernah berjalan lambat. Walaupun efeknya tidak begitu hebat, tapi aku tetap merasa hari ini seperti sedang hujan lebat.

Kehadiranmu seperti hujan. Suasanaku sering jadi sejuk tiba-tiba. Bisa sangat panas karena kehadiranmu yang entah kapan. Benci basah, tapi tiap air yang menetes ke baju selalu nggak ingin dikeringkan. Kejatuhan air hujan nggak pernah jadi sesal, walaupun tubuh jadi tumbal. Bilang kehadiranmu adalah tamat, tapi nggak bisa pungkiri Tuhan bilang hujan adalah rahmat.

Terimakasih sudi membagi senyum.

Semoga lambaian di hari pertama tidak menemukan pasangannya.  Cuma berharap sesuatu yang selalu bahagia.

Meski nggak tahu untuk siapa.

Salam kenal,

@ossidduha
81219

Komentar

Postingan Populer