Curhatku, Efek Pandemi Covid19 di Asrama



(Sebelumnya minta maaf kalau kata di tulisan ini banyak minusnya alias tidak sesuai kbbi. Jangan ditiru. Makasih)


16 Maret 2020

Hari ini kabar pandemi virus corona semakin meluas di Indonesia, terutama tindakan preventif dari pemrov dki Jakarta terus diinformasikan. Khadijah salah satu sekolah berasrama di daerah Jakarta Selatan, tentu tindakan tersebut juga berimbas ke kita semua. Dari mulai penggunaan sanitasi tangan, penggunaan pakaian, dan yang paling baru adalah libur sekolah. Bahkan selain penyeberan virus covid19 ini, kita juga melakukan tindakan preventif pada penyebaran nyamuk dbd. Anak-anak diminta untuk minum jamu godoggan, hingga pelihara ikan cupang agar bisa menaruh tanaman sereh di botol air untuk mengusir nyamuk pun dilakukan.

Hal ini adalah hal baru buat kami semua. Termasuk aku dan teman teman yang saat ini status bagi anak anak adalah pengurus mereka, pasti ada rasa was-was, panik dan khawatir tiap ada anak yang sakit. Awalnya memang aku dan teman-teman pengurus alumni menolak usulan memulangkan anak-anak ke rumah masing-masing. Tapi ternyata, setelah pagi ini rapat dan diberi tahu mudharat dan manfaat dari kedua usulan (pulang atau stay di asrama) tersebut, kami semua memaklumi segala keputusan yang diputuskan oleh pihak yayasan dan sekolah.

Keputusannya : Anak Anak dipulangkan.

Ini jadi hal rumit. Selain memang akan terjadi beban besar untuk para guru di sekolah yang harus membuat pembelajaran e-learning untuk anak-anak, kami pengurus juga harus membuat tindakan pemantauan pada aktivitas Ibadah dan hafalan mereka di rumah. Rasanya lelah dan sangat ribet. Bahkan beberapa anak yang kampungnya berada di luar Jakarta, perlu persiapan untuk memulangkan secara rombongan.

Foto anak Cilacap saat dalam perjalanan pulang kampung.
17 Maret 2020

Ya udah jelas banget sih, yang bakal paling banyak koordinasi adalah kita para alumni aka pengurus dari mulai pendamping, sekolah, dan yayasan. Setelah selesai rapat di Senin pagi tanggal 16 Maret 2020, siangnya pendamping kelas langsung bikin broadcast wa tentang rencana kepulangan anak-anak ke grup wali santri. Ya tentu, itu jadi kabar yang cukup mengejutkan untuk para ortu. Tapi ya mau bagaimana lagi, namanya kebijakan sudah dikeluarkan oleh sekolah dan sudah ada SK nya dan ditambah memang kita hanya mengikuti aturan dari pemrov dki aja.

Beberapa orangtua banyak yang setuju, tapi ada sebagian juga yang masih nanya-nanya protes kenapa anak-anak dipulangkan. Ini hal wajar sih. Pendamping kelas memang agak panik tuh, tapi kita tenangin dan minta mereka untuk jawab dengan jawaban menenangkan juga. Supaya ga terjadi panic attack di kedua belah pihak kan.

Rapat pengurus asrama dan Ibu

Kemudian aku yang punya tugas koordinasi dengan mitra kerjasama lembaga langsung menghubungi mitra regional Cilacap dan Serang. Untuk Serang mengatakan bahwa karyawan mereka nggak bisa memberi bantuan untuk penjemputan karena ada kebijakan bahwa karyawan tidak boleh ke luar kota. Baiklah, akhirnya kami himbau untuk para wali santri Serang untuk menjemput secara pribadi.

NOTE: Btw, rencana yg Serang ini, malamnya ada kebijakan baru dari yayasan yaitu wali hanya menjemput di stasiun penjemputan. Dan dari Jakarta anak-anak diantar oleh pendamping sampai stasiun tujuan. Dan Alhamdulillah semua sesuai rencana dan selamat sampai di rumah berkat pendamping yang mendampingi. Thanks kalian, sudah bekerjasama dan tidak mengeluh dan menyelesaikan misi. Semoga kalian berdua sehat yaa. Dan ga ada efek virus ke tubuh kalian selama perjalanan di kereta. Amiin.

Lalu untuk mitra bagian Cilacap, kita langsung booking bus untuk anak cilacap sebanyak 30 anak. Pada siang itu juga, orangtuaku diminta untuk mendampingi anak-anak pulang kampung sekalian libur di rumah aja. Dan setelah koordinasi dengan amu terkait biaya tiket, dengan LAZC terkait kepulangan anak-anak, ke orangtuaku terkait pendampingan, dan ke pak Tursiman terkait pemesanan bus, Alhamdulillah jam 4 sore kabar fix kepulangan anak Cilacap sudah bisa di share ke keluarga di rumah.

Besoknya, rencana berjalan lancar. Anak anak jam 9 pagi udah dibolehin pulang. Yang Serang dan Cilacap juga pulang sesuai rencana (btw gue nulis ini ketika anak anak Cilacap masih dalam perjalanan, semoga lancar).

Aku Cuma ingin cerita aja sih, biar tragedi pandemi covid19 ini ga dilupakan sama siapapun. Terutama sama aku sendiri.

Jadi gini,

Kenapa kubuat tulisan ini. Sebenarnya aku cuma ingin menasihati diriku sendiri untuk lebih hati-hati dan waspada sama kesehatan tubuh. Jujur aja, aku adalah orang yang sangat ga peduli soal sakit-sakitan. Bahkan aku nggak menganggap sakit ketika masuk angin, flu dan lainnya. Tapi setelah aku liat gejala covid19 ini, aku bener-bener pengen open minded sama persepsiku tentang sakit.

Awalnya aku memang menganggap remeh covid19 ini. Kaya apaansih gausah ribet apa. Pikirku bergitu. Tapi ya ketika dipikir-pikir lagi, memang namanya virus kan pasti ada, kematian juga dekat, sekalipun bukan karena covid19, masa pandemi ini akan dijadikan alasan kepada tiap kematian seseorang dengan gejala serupa. Aku merasa bahwa tubuhku memang kuat. Aku bisa yakin 99% insyaallah bisa menjaga tubuhku sendiri. Tapi gimana orang di sekitarku? Temen temenku yang lebih lemah, atau pengurus yang usianya lebih tua, atau anak-anak kecil di sekitarku. Kan jadi kepikiran kok gue bisa seegois itu.

Terlebih juga, tragedi pandemi ini kan bener-bener merubah banyak hal dan mengganggu segala aktivitas kan. Dari mulai anak sekolah yang diliburkan, ujian nasional bahkan dibatalkan, seluruh kampus diliburkan, kegiatan kampus dijadikan online, kantor kantor di tutup, dan banyak hal lainnya. Bahkan aku mau pergi ke alfamart aja takut.

Kalo kalian aja yang di rumah doang melakukan berbagai tindakan preventif supaya ga tertular virusnya, apalagi tempat tinggalku di asrama yang jelas ga mungkin bisa melarang orang untuk datang dan membatasi aktivitas keluar kita. Aku bener-bener cuma ingin mengarsipkan tragedy ini. Supaya bisa jadi bahan mawas diri buat diri aku sendiri dan buat kalian yang baca.

Keputusan yang diambil oleh pihak sekolah dan yayasan benar-benar dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Kami semua selaku pemangku regulasi dan yang membimbing anak-anak juga sebenernya agak dag dig dug ngelepas anak-anak pulang ke kampung masing-masing. Makanya kadang kita sedih banget ketika denger kabar ada wali santri yang ngolok-ngolok seakan sekolah dan yayasan ga bertanggung jawab sama anak-anak. Padahal mereka ga sama sekali tau pertimbangan apa yang kami punya untuk bisa mengeluarkan keputusan sebesar itu. Apalagi mereka yang berdalih bilang gini,

“Kalau dipulangin, harusnya yayasan bayarin tiket,”

“Beliin masker dong, kita udah susah soalnya di luar,”

“Yayasan ga tanggung jawab,”

“Kok keputusannya sepihak sih,”

Dan lainnya. Kalo aku udah kesel banget, baru aku ikut jawabin pertanyaan wali yang agak bikin sesek dadaku ini. Jujur aku kan ikut andil sedikit di bagian keuangan, aku tahu dikit dikit gimana laju keuangan yayasan, pengeluaran selama adanya covid19 ini, dan banyak hal. Mereka yang sekaan-akan mengatakan kalau yayasan ga bertanggung jawab itu beneran jahat banget. Kita kan yayasan non profit yang ga didukung oleh lembaga besar. Kita berdiri sendiri. Dan semua yang kita berikan untuk anak anak adalah hasil keringat dan penjelasan berbusa dari pihak yayasan maupun sekolah yang mati matian ngebujuk donatur buat bersedekah sama kita.

Kalau semisal mereka mengatakan susah memberi biaya alat kesehatan atau bayar tiket untuk anak mereka satu anak, kita pihak yayasan lebih kesusahan karena yang kita selamatkan adalah satu asrama. Karena keadaan kita kaya gini juga otomatis kegiatan pencarian dana juga ga segampang biasanya kan. Jujur perih banget kalau ada wali santri yang ngomong kaya gitu. Sedih. Kaya ga didukung.

Foto saat anak-anak minum jamu godoggan berjamaah

Dan tulisan ini memang untuk ngingetin aku sendiri dan kalian yang baca, supaya ga semena mena menyalahkan orang lain. Membenci suatu keputusan. Menyalahkan keadaan. Tidak terima pada keputusan lembaga. Dan tuduhan kesalahan lainnya. Padahal kalau kita semua mau memandang sisi positifnya, pasti jadinya kaya gue. Stay. Nurut. Kalem. Sebel tapi gausah gegabah. Biasa aja gitu. Percaya itu penting buat orang yang ga bisa berbuat apa apa kaya kita. Oke.

Sekarang di asrama kosong. Kita juga libur. Pekerjaan ketunda. Sekolah libur. Dan tentunya ada banyak hal yang sekarang harus kita urusi supaya kita juga ga mangkir kerja. Aku juga sebisa mungkin lagi cari kegiatan dan pekerjaan supaya bisa tetep produktif dang a males malesan di asrama.


Untuk kalian semua di manapun berada, jaga kesehatan yaa. Semoga pandemi segera berakhir. Tim dokter kalian luar biasa. Kita yang nurut sama peraturan juga luar biasa. Semoga Indonesia baik-baik aja. Kita semua sehat. Semua selamat. Jangan lupa perbanyak ibadah. Cari amal. Dan jangan lupa, sebentar lagi Ramadhan. Jangan sampe dikesampingkan karena adanya virus ini. Semoga menjadikan kita makin kuat dan bertawakal sama Allah SWT. Amiiin. 

Stay Save semuanya. 

(next kalau ada kabar kayanya bakal ada curhat kedua. Semoga bisa jadi pelajaran buat kita semua)

Salam hangat,
@ossidduha

Jakarta, 17 Maret 2020

Komentar

Postingan Populer