Kesempatan Itu Belum Ada
Hai
Setelah sekian bulan berlalu, aku yang malas update menulis ini hadir lagi. Lagi-lagi aku akan cerita makna dari judul tulisan hari ini yaitu Kesempatan Itu Belum Ada. Buat aku, kalimat ini penuh makna dan baru saja terpikirkan bahwa selama ini yang aku nggak bisa itu bukan karena sepenuhnya nggak bisa, tapi karena kesempatan itu belum ada.
Kesempatan Apa?
Buat yang tau seorang Ossid selama di asrama, pasti paham bahwa aku sangat dikenal dengan orang yang tidak suka masak. Selama 14 tahun (sejak 2010-2024) aku tinggal di asrama, memang aku nggak pernah punya ketertarikan masak. Nah kesempatan yang aku maksud yang belum ada yaitu kesempatan belajar masak memasak.
Tahun 2010, kala semua orang langsung kepikiran ambil lifeskill Tataboga, aku sendiri satu kelas yang tanpa pikir panjang langsung pilih Handycraft (kerajinan tangan). Itu karena aku biasa lihat mamahku sewaktu di rumah suka bikin kerajinan tangan. Kemudian di masa SMA, yang kebanyakan temen-temenku mulai pada improve di bidang masak, tapi aku milih melanjutkan jenjang jahit menjahit yaitu di Tata busana. Dari kelas 11 aku fokus di tata busana, sampe selama 3 tahun (sampe kelas 13) aku jadi grup tata busana yang produksi seragam sekolah. Aku bareng Viza, Erni, Nida, Ka Ratu dan Ka Fitri. Tim tata busana yang bisa nyelesein produksi seragam sekolah dengan sempurna selama dua tahun.
Kemudian di kelas 13, aku mulai dilibatkan untuk kepengurusan administrasi di yayasan. Aku mulai diajari pegang komputer, menguasai microsoft, dan segala urusan administrasi online maupun offline. Dan kesibukan sebagai admin ini yang bikin aku akhirnya bener-bener terlepas dari segala urusan kerumahtanggaan di asrama. Aku nggak dilibatkan untuk menjadi wali kelas dan nggak pernah dapat jatah tugas masak, karena tugas sebagai admin di BPP (Badan Pengelola Program) waktu itu udah banyak banget dan anggota perempuannya baru aku sendiri. Kemudian sampai aku kuliah dan pengabdian after kuliah, aku bener-bener bertahan sebagai anggota di BPP. Jadi yaa, kesempatan itu bener-bener nggak berpihak ke aku.
Jadi ya inilah kesempatan yang memang secara kebetulan nggak aku dapatkan. Hingga kebetulan ini yang membuat aku akhirnya dikenal sebagai orang yang tidak suka masak. Tapi hari ini, aku akan kasih tau kenapa aku bilang kesempatan itu belum ada, bukan aku tidak bisa. Semoga kalian enjoy!
Ketua Ketua Ketua
Ini adalah alasan kedua yang sebenernya nggak terlalu ngaruh atas kesempatan yang aku dapat, tapi ini sering jadi pertimbangan banyak orang. Sejak SMP, aku udah dapet jabatan Ketua OSIS, yang tentu jadi punya banyak tugas tambahan. Sehingga kegiatan-kegiatan yang bisa digantikan orang lain, menjadi tidak prioritas. Kemudian di SMA, kelas 10 pun aku jadi Wakil Ketua OSIS. Kemudian di kelas 11 aku terpilih jadi ketua kelas, yang akhirnya karakter sebagai ketua ini nempel sampe kelas 13, walaupun aku udah nggak ketua kelas lagi pada waktu itu.
Secara khusus, karena aku ketua kelas, seringkali tugas itu dibagi dari aku kepada temen temen. Tapi karena ada banyak hal yang harus dibagi, seringkali aku dapat tugas yang praktis supaya bisa mengawasi tugas temen-temen lainnya. Akhirnya lagi-lagi aku nggak pernah dapat tugas masak. Dulu tuh pokoknya, sampe ada kalimat, “Ossid itu hobinya di kantor, dia ga suka masak masak”
Dan aku baik baik aja dengan kalimat itu.
Kesempatan Itu Ada
Tahun 2024 adalah tahun di mana aku selesai pengabdian di asrama. Aku memulai hidup baruku di bulan April dengan ngekos. Dan aku baru tahu, oh ini toh namanya kesempatan yang tertunda dan belum ada itu, ternyata bukan aku nggak bisa atau nggak suka, apalagi nggak mau. Tapi karena belum ada aja kesempatannya. Dan aku ingin memanfaatkan waktuku di kos sebagai waktu-waktuku berkembang pada semua apa yang dulu aku nyatakan itu nggak bisa.
Mulai Masak Apapun
Mei 2024, aku beli kompor portable di shopee. Kemudian satu persatu peralatan lainnya dibeli kayak tabung gas, regulator, meja kompor dll. Akhirnya semua kekumpul dan dari sini lah aku mulai masak memasak.
Awalnya mulai berani bikin tumis-tumisan. Tumis kangkung, tumis pepaya, tumis pokcoy, tumis sawi. Terus goreng gorengan. Goreng tempe, goreng ayam, goreng nugget, goreng telur, bikin nasi goreng. Baru kemudian mulai eksplore dengan bikin opor ayam, bikin donat, dan makanan-makanan lainnya yang nggak aku inget.
Aku jadi rutin masak setiap hari Minggu dan hari libur. Aku manfaatin waktu-waktu kosongku untuk eksplore masakan apapun yang aku mau makan. Aku jadi hobi nonton tutorial youtube. Aku jadi tahu gimana cara bikin ragi mengembang. Aku jadi tahu gimana bau sereh yang dulu aku anggap sepele. Aku jadi tahu manfaat daun jeruk dan daun salam meski satu lembar di dalam masakan. Aku jadi tau nasi goreng pake potongan wortel itu enak banget. Aku jadi tau tumis pepaya itu ribet banget serutin pepayanya. Aku jadi tau proses masak memasak seseru itu.Pokoknya aku masak semauku, aku masak semampuku dan aku maasak sesukaku.
Soooo,
Jadi buat semua hal yang belum dilakukan, belum bisa, atau mungkin berpikir bahwa kalian ga akan bisa melakukan itu, semoga kalian punya kesempatannya dan bisa memulainya di kemudian hari. Pepatah ‘bahwa nggak ada yang terlambat di dunia ini’ menjadi nyata di aku. Di usia yang kata orang telat banget belajar masak, bahkan dulu sering jadi bahan ledekan kalo aku menikah, aku akan kasih makan suamiku makanan gojek. HAHAHA
Gapapa. Pada saat itu pun aku nggak merasa perlu diambil hati. Aku cuma baru kepikiran aja, ternyata hal yang amat tidak aku prioritaskan bisa menjadi kesukaanku hari ini.
Bagi aku, nggak ada hal yang nggak bisa. Cuma waktunya aja yang belum sampai pada kesempatan itu. Semoga kalian semua bisa mendapatkan kesempatan-kesempatan yang belum kalian dapat yaa.
Salam cinta,
Ossidduha
41224
Komentar
Posting Komentar