Cuma Rima Puisi




Rasa di perjumpaan kita ternyata mengganda
Aku salah kira tentang perjalanan hati tanpa agenda
Terlalu sering serius dalam bercanda
Menjadikan kita hanya mampir sampai beranda
Membayar masing-masing rasa yang berbuah denda

Kalau lirikanmu di hari pertama adalah sebuah sandi
Akan kupecahkan seperti saat aku memecah kendi
Ya walaupun sesekali aku nyeri sendi
Tapi setidaknya aku tau cinta perlu diundi
Sebab aku tahu, aku bukan srikandi

Malam-malam sunyi akan jadi candu
Tuhan bisik katanya kamu sedang rindu
Padahal alur ceritamu masih harus dipandu
Perjalanan rasamu juga selalu ditandu
Tapi masih bilang mau mencari sendu

Baca juga prosa baper yuk, klik di>> "Mulai dari Awal"


Ini cuma rima puisi
Gambaran dari perasaan lewat diksi
Menyempurnakan lara tanpa solusi
Yang tetap menjadikanmu barang adopsi
Bukan karena tidak mampu beradaptasi
Tapi karena perasaanku tidak butuh apresiasi
Aku juga cuma pandai berasumsi
Tapi tidak mampu melakukan orasi
Selalu sembunyi saat diajak basa-basi
Mengumpat demi perasaan gengsi

Ini cuma rima puisi
Syair senduku tetap diabaikan musisi
Kamu yang mendusta katanya ingin berubah sisi
Dilanda pilu sebab cinta yang tanpa potensi
Tidak ada titik dan koma yang berasimilasi
Keduanya kuat mempertahankan posisi
Begitu pula ambisi
Tidak pernah mau dibayar tunai saat beraksi
Karena hasilnya belum tentu sesuai ekspetasi
Sebab itu, perasaan minta diakselerasi

Sekali lagi,
Ini cuma rima puisi
Tidak ada kata yang dituang tanpa emosi
Walaupun untuk menjadi nyata perlu depresi
Tuhan tidak memperdebatkan nominasi
Kalau sudah cocok, segera gelar resepsi
Jangan lama tukar hati untuk seleksi
Nanti semuanya berubah halusinasi
Jangan percaya puisi
Ia cuma wujud permainan diksi
Dan tidak ada maksud hati ingin berkongsi

Ini cuma rima puisi

Baca juga prosa menyentuh judul klik di >> "Patah"


1619

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer