Selamat Hari Kartini, Kartini Kehidupanku....




Selamat Hari Kartini...

Ngga kerasa, umur semakin bertambah, kehidupan semakin berkurang. Garis garis di wajah sudah mulai tampak, rambut sudah mulai berubah warna. Semuanya hampir berubah. Tapi apa yang tidak berubah darinya?

Yang tidak berubah adalah rasa sayangnya pada permasuri-permaisuri dan pangerannya.

Siapa beliau?

Kartini?

Bukan?

Lalu?

Mamah!

Ya mamah. Mamah adalah kartiniku. Pejuang pendidikan untuk mba imas, mba ossid, mba afie, mas, hamdan dan isnien. Mamah segalanya. Mamah tempat pembuangan keluh kesah kita juga. Walaupun ngga sekali dua kali kita bikin mamah kecewa. Mamah tetep the best woman buat kita. Mamah bukan hanya pejuang pendidikan tapi mamah juga pejuang kehidupan. Mamah motivator internal dan eksternal kita semua.

Mamah adalah ratu dari 4 permasuri dan 1 pangeran di Familly kingdom kita. Mamah mempertahankan raja daan sekuat tenaga mendorong papah untuk terus semangat mencari ridho. Mamah ngga sedikitpun mengeluh tentang kehidupan kita yang kadang lebih mirip ninja hatori berpetualang. Melewati lembah dan gunung. Mamah strong.

Mamah pemarah? Tidak! Lebih tepatnya mamah hanya penyindir. Mamah bukan wanita yang suka marah marah, lebih banyak diam. Tapi sekalinya ada yang tidak pantas, sekalipun batu mamah akan terus meniup sampai batu itu berpindah.

Permaisuri Imas sudah menikah. Sudah berganti status menjadi istri. Dan sebentar lagi menyamai mamah, menjadi seorang ibu.

Permaisuri Ossid dan permaisuri Afie sudah bertahun tahun jauh dari mamah.

Pangeran Hamdan sebentar lagi juga mamah pasti akan melepasnya untuk menuntut ilmu.

Tinggal permaisuri Isnien yang masih bisa sama mamah di rumah. Jangan nakal ya... Jagain mamah.

Seringkali kita semua yang sudah tidak serumah bertemu di perssimpangan do’a, tapi namanya rindu. Rindu itu tak pernah mau bersembunyi. Sessekali kita hanya bertukar sapa secara virtual via telpon/ wa. Tapi MasyaAllah... sekali lagi rindu iru tak pernah mau bersembunyi.

Ya Allah, jaga mamah dan papah di rumah. Beliau selalu menjagaku dalam do’a. Sekalipun aku asyik dengan duniaku, beliau berdua selalu memanjatkan doanya untuk kita. Jaga beliau ya Allah dimanapun beliau berdua berada. Amiiin....


Barakallahu fii Umrik mamah. Tetap jadi ratu mamah yang kita kenal.....

Peluk cium


Jakarta, 21 April 2017   

Komentar

Postingan Populer