Sebut Bajingan
Ingatkah dua tahun lalu kita sejajar saat berjalan
Ketika kau membungkuk, tak segan aku mengikutinya
Kemudian menyapa nenek tua di sepanjang jalan dengan riang
Aku adalah pengikutmu
Sampai kesadaranku sampai di puncak ubun-ubun,
Aku menjadikanmu catatan paling besar dalam jurnalku
Mengutuk setiap gerak yang kau buat
Aku mengelap keringat, dan kau menyesap kopi hangat
Aku menggali tanah, dan kau membuang limbah
Aku duduk lara, dan kau
malah menaikkan kakimu di atas paha sambil tertawa
Aduhai nikmatnya sebuah rekayasa
Boleh kupanggil kau bajingan?
Jakarta, Agustus 2017
Ossidduha
Komentar
Posting Komentar