ABAI!


Kadang menyesal. Kadang bersyukur. Sebenarnya antara sesal dan syukur adalah pilihan. Tidak boleh memihak keduanya. Aku tau itu. Tapi ada ribuan sesal dan jutaan syukur yang menurutku tidak adil jika kupihak salah satu.

Jangan lagi mencandaiku tentang dia dia yang kusentuh saja tidak bergeming. Kamu pikir saya biasa menjadi batu. Mendengar dan hanya menatap arus. Saya juga ingin jadi air. Pergi dan mencari arusku sendiri. Mungkin memang sekali dua kali aku mencoba untuk menjadi batu. Menatap untuk kesekian kalinya dan tetap tanpa tatapan balik. Tapi lama kelamaam sifat egoisku muncul. Kenapa harus terus aku yang menatap.

Aku sering membaca novel novel romantis. Ternyata kisahnya tidak serealita novel novel pembunuhan. Perasaan yang digambarkan entah ada pada siapa. Sedangkan rasa seseorang jika menggenggam pisau tentu hasrat utamanya adalah menusuk.

Sudah bosan digambarkan aku baik baik saja. Namun kenyataannya,

Perasaan tidak tergambar.

Rindu tidak tercipta.

Kata tidak terungkap

Hati tidak berasa.

Kamu pikir pertanyaanmu 'ada apa denganku' bisa membuatku kembali baik? Tidak!

Aku tau itu cuma bualan.

Jadi jangan permainkan aku lagi.

Aku sudah mencoba lepas.

Tidak lagi menunggu tanyamu.

Tidak lagi peduli hadirmu.

Tidak lagi mengharap rasamu.

Aku bisa melakukannya sendiri.

Terimakasih sudah berkenalan

Baca juga artikel tentang seorang wanita yang bermartabat, klik di >> "Masa Depan Wanita, Cerdaskan"

-10119-
Ossidduha

Komentar

Postingan Populer