MKB, Konser Mini Harian Kota Tua

Jakarta
– Kota Tua yang
sudah semakin tua tidak lagi menyuguhkan suasana kuno, melainkan suasana modern
dengan sentuhan musik indie. Pelataran Kota Tua tidak lagi seram saat malam
hari, malah berubah syahdu dengan adanya musik indie yang dilantunkan dari MKB
(Musik Kota Tua Bersatu). (9/4/2019)
Apakah musik dapat dikategorikan
sebagai lapangan pekerjaan. Pada hakikatnya, kemampuan bermusik sudah dimiliki
oleh semua orang. Hanya saja, beberapa menganggapnya sebagai hobi. Walaupun di
antara banyaknya orang yang ada di dunia, tidak sedikit juga yang
mendedikasikan hidupnya untuk bermusik.
Keunikan juga terdapat pada
Musisi MKB ini. MKB adalah singkatan dari Musik Kota Tua Bersatu. Nama
komunitas dari sekumpulan pemuda yang dahulunya adalah pengamen wilayah Kota
Tua biasa. Sekumpulan pengamen tersebut berinisiatif untuk berkarya lebih baik
karena melihat wisatawan Kota Tua yang semakin hari semakin membanjir. Maka dari
itu, terbentuklah MKB ini.
Musisi yang selalu mengkal di pelataran
samping Musseum Fathahilah ini selalu konsisten datang setiap sore. Menyuguhkan
musik untuk para pengunjung. “Rasanya seperti main ke rumah nenek, jadi nyaman,”
ungkap Ipan salah satu pemain Cajon (7/4/2019).
Ipan juga mengungkapkan, bahwa
komunitas MKB ini terbentuk karena rasa kekeluargaan dari masing-masing
anggota. Mereka ingin mengeratkan ikatan persaudaraan, menuang hobi, dan
mewujudkan sugesti Kota Tua yang tidak lagi tua, yaitu dengan bermusik.

Musik berhasil menghidupkan suasana Kota Tua dari pagi hingga malam yang pengunjungnya memenuhi pelataran Kota Tua.
“Kami sudah sering datang ke
sini, tapi nggak pernah bosan datang lagi dan lagi. Apalagi kalau malam,
sensasi konser mini MKB ini selalu bikin hati adem,” kata Riska, mewakili
sekelompok pemuda yang jauh-jauh datang dari Jakarta Selatan hanya untuk
menikmati music malam Kota Tua (7/4/2019).
Tempat nongkrong MKB di pelataran
Kota Tua juga bukan lagi tongkrongan sembarangan yang memicu penggusuran,
karena pihak Wisata Kota Tua juga telah memberi izin kepada MKB untuk menghibur
pengjunjung. Jadi sudah tidak ada rasa was-was lagi untuk bermusik di tempat
yang dipijak mereka.
Orientasi utama MKB bukanlah
penghasilan. Ia secara acak meminta uang kepada pengjunjung. Bersyukur ketika ada
yang memberi kocek, namun tetap ramah ketika pengjunjung tidak mengeluarkan
rupiahnya. Mereka memang datang untuk bermusik dan menghibur, bagi mereka
yang terpenting adalah pengunjung
menikmati alunan music yang mereka buat.
“Kalau nggak dapat uang ya biasa
aja. Kan kita datang untuk hibur mereka, pengunjung juga punya hak buat kasih
uang apa engga,” ucap Endra, koordinator lapangan dari konser mini harian ini
(7/4/2019).
MKB juga menerima booking untuk acara pernikahan atau
perayaan. MKB juga baru saja meluncurkan single
terbarunya pada 2 Maret 2019 yang berjudul ‘Apa Yang Kita Punya’. Lagu
berisi kata-kata motivasi itu menuai banyak pujian, dan dalam waktu satu bulan
sudah ditonton sebanyak 3.967 penonton.
Musisi yang menjunjung tinggi
kekeluargaan ini juga membiasakan seluruh anggotanya yang hampir berjumlah 20
untuk bisa bermusik. Sehingga tidak ada vokalis tetap atau gitaris tetap,
melainkan semuanya bisa merangkap dan saling berganti posisi.
Tak heran jika sampai hari ini,
Kota Tua masih menjadi tempat wsiata wajib bagi siapapun yang berkunjung ke
Jakarta. Sebab suasana yang tidak lagi kuno membuat Kota Tua semakin nikmat
untuk dinikmati senjanya.
(odj)
Komentar
Posting Komentar