[BERPENDAPAT] BERANI NIKAH?



Assalamualaikum teman semua.

Minal Aidzin Walfaidzin Mohon Maaf lahir batin ya semuanya. Semoga aku yang banyak salahnya ini dimaafkan ya teman-teman.

Mau beropini soal isu yang nggak terlalu berat tapi cukup menarik untuk bahas nih.

Tentang yang beberapa hari lalu sedang trending di twitter yaitu #umur16tahun. Aku pikir trending ini bakal mengarah ke cyber bullying, karena hari ini juga salah satu pegulat wanita asal Jepang yang bernama Hana Kimura, yang juga memiliki darah Indonesia, meninggal dunia karena bunuh diri akibat cyber bullying yang dirasakannya. Semoga diterima di sisi Tuhan. Amin.

Lalu, apasih trending hastag umur 16 tahun ini?

Ternyata kalimat ini trending karena salah satu komunitas muslim di Indonesia yaitu Indonesia Tanpa Pacaran membuat acara talkshow online dengan judul “16 Tahun Berani Nikah”. Mungkin teman-teman nggak asing sama komunitas ini, karena setahu aku komunitas ini cukup menjamur diikuti oleh remaja muslim di Indonesia dan postingannya di media sosial cukup berpengaruh. Termasuk aku, kalau nggak salah sekitar tahun 2017 aku pernah coba bergabung di dalam komunitas ini, tapi enggak jadi karena waktu itu ada biaya partisipasinya. Aku nggak bisa bayar karena saat itu aku masih di asrama, baru lulus, enggak punya uang dan nggak berani minta ke orangtua. Jadi aku pilih batal aja.

Oya mengingatkan, komunitas ini nggak ada yang salah. Biaya partisipasinya juga menurutku worth it karena pesertanya akan dapat e book islam yang waktu itu aku suka banget. Jadi ketika aku bahas isu yang menyangkut dengan komunitas ini, bukan berarti aku menyudutkan komunitas Indonesia Tanpa Pacaran ini ya. Aku hanya ingin berpendapat sedikit mengenai salah satu tema talkshow nya yaitu “16 Tahun Berani Nikah”.

Oke. Balik lagi.

Tentang “16 Tahun Berani Nikah”, gimana sih pandangan kalian tentang hal ini?

Aku jelasin sedikit kronologinya ya.

Jadi, komunitas ini mengangkat cerita pernikahan seorang perempuan remaja muslim yang berusia 16 tahun (masih sekolah SMA) menikah dengan seorang laki-laki berusia 25 tahun. Perempuan tersebut bernama Sabrina dan laki-lakinya bernama Adhiguna. Pasangan ini sempat viral juga di Youtube, karena mereka membuat Chanel Youtube setelah menikah dengan nama chanel Adhiguna Sabrina. Dan di sana, mereka berbagi kisah pernikahan mereka dibagi menjadi 4 part video.

Dari sini aku udah paham alurnya. Kemungkinan, komunitas Indonesia Tanpa Pacaran tertarik dengan kisah mereka yang luar biasa dengan perempuan yang masih berusia 16 tahun dan masih sekolah tapi sudah berani memutuskan untuk menikah dengan seorang laki-laki berusia 25 tahun tanpa melalui proses pacaran.

Mungkin maksud utama dari talkshow ini adalah mau mengarahkan ke hal positif dari ‘Nggak Pacaran’. Maksudnya, yaudah nikah langsung aja jangan pacaran dulu. Kebetulan, ada pasangan muda yang memutuskan untuk menikah dengan alasan karena nggak mau pacaran, kan aji mumpung gitu karena momennya pas.


Poster ITP tentang talkshow online '16 Tahun Berani Nikah'
BERANI MENIKAH

Nikah dalam KBBI adalah (akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama: hidup sebagai suami istri tanpa melakukan pelanggaran agama.
Ya kalo kita lihat definisi luasnya udah pasti kalau pasangan Adhiguna dan Sabrina itu nggak ada salah kan. Yaiya dong jelas, siapa juga yang mempermasalahkan soal pernikahan mereka. Toh pernikahan mereka juga dilakukan beberapa bulan persis sebelum disahkannya UU tentang batasan menikah yaitu minimal 19 tahun. Jadi nggak ada masalah kan.

Tapi, tapi, tapi… yang jadi masalah buat aku saat ini adalah pernyataan ‘Berani Nikah 16 Tahun’ itu loh yang menurutku cukup sensitif. Kenapa sih aku anggap sensitif? Karena kata ‘BERANI’ yang digunakan untuk sebuah pernikahan itu sangat nggak cocok. Kalau dibuat sebuah pernyataan Berani menikah usia 16 tahun, berati ada anggapan bahwa wanita dengan usia di atas 16 tahun dan belum menikah adalah sebuah ketidakberanian seseorang alias cemen.

Menurutku juga, kenapa akhirnya jadi trending di twitter karena banyaknya orang yang protes atau nggak setuju sama pernyataan tersebut. Dan dari komentar-komentar yang aku lihat di postingan instagram Indonesia Tanpa Pacaran, ya isinya lebih ke kontra sih. Jujur aku yang udah cukup lama ngikutin komunitas ini juga agak kaget ketika lihat tema talkshow itu.

Tapi nggak usah ngeributin siapa yang posting talkshow itu, karena nggak penting. So, Balik lagi ke tema BERANI NIKAH.

Demi berpendapat, kemarin aku udah selesai nonton 4 part video kisah pernikahan Adhiguna Sabrina. Dari ke empat videonya itu, mereka memang terlihat sangat menggaung-gaungkan kata BERANI MENIKAH dalam proses pernikahan mereka. Jelas dong ya, penekanan kata BERANI ini ditujukan kepada Sabrina, karena ia adalah seorang remaja yang sudah menikah. Sedangkan Adhiguna, di usia yang 25 tahun dan pengalamannya sudah cukup banyak, menikah adalah hal wajar. Apalagi memang beberapa bulan sebelumnya, ia memang berencana menikah dengan pacarnya, tapi gagal.

Cuma sayangnya, dari keempat videonya yang katanya adalah video edukasi pernikahan (menurut mereka), aku nggak menemukan sama sekali bagian edukasinya. Di sana yang kulihat cuma cerita kisah mereka kenapa bisa ketemu, kenapa menikah, kenapa 16 tahun udah menikah, yaa intinya lebih ke penjelasan kenapa mereka memutuskan untuk menikah sih. Dan intinya adalah cerita menyenangkan dari proses menikah muda.

Chanel Yotube nya Adhiguna Sabrina (siapa tau ada yg mau cek youtubenya)

Gini deh. Soal menikah muda ya. Bukan aku nggak setuju. Bukan aku kontra terus mengatakan bahwa menikah muda adalah hal nggak baik. Engga ya guys.

Menikah muda emang baik. BAGI YANG SUDAH SIAP. Bukan BERANI loh ya guys. Kesiapan seseorang, bisa menjadikan mereka berani untuk melakukan sesuatu. Menurutku, mereka salah pernyataan nggak sih? Kenapa nggak dibuat sebuah judul “SIAP MENIKAH 16 TAHUN”? Kan judul kaya gitu justru bikin menggugah wanita-wanita muda, daripada penekanan kata Berani yang lebih menyudutkan perempuan di atas 16 tahun yang belum menikah dengan anggapan NGGAK BERANI.

Dan dengan kampanye mereka mengenai proses pernikahan tanpa pacaran terus 16 tahun menikah, seakan-akan hidup sebagai jomblo, nggak punya gebetan, nggak punya suami/istri atau nggak punya pasangan adalah hal paling menyedihkan. Seakan-akan ada bisikan, “Jangan pacaran, dosa. Jomblo juga nggak enak kan. Mending nikah aja.”

Yaa, sebagai seorang muslimah juga. Aku tahu persis bahwa pacaran itu haram. Sangat nggak boleh demi menghindari semua zina dari zina hati, zina pandangan, zina perbuatan, zina lisan, dan semua-semua zina-zina. Intinya memang pacaran banyak mudharatnya. Tapi bukan berarti, orang yang nggak pacaran atau belum menikah alias jomblo adalah hal menyedihkan.

Ya, gue jomblo. Tapi nggak sama sekali maksudnya mau membela diri. Banyak juga kok temanku yang jomblo, dan mereka malah lebih produktif melakukan sesuatu, lebih fokus bekerja, mencari ilmu, cari pengalaman, dan membuat mereka nggak sok tau atau asal bertindak. Gitu, ngerti kan maksudnya.

Nah, aku juga nemuin satu komentar yang bagus, yaitu gini, “Kalau menikah dini tanpa pacaran pasangan mesra Adhiguna Sabrina diwawancara, seharusnya mantan pasangan suami istri Salma & Taqi juga diwawancara. Biar pelajarannya nggak cuma senang senang”.
Aku setuju banget sih sama kalimat di atas. Justru pembelajaran itu nggak selalu dari hal yang menyenangkan aja kan. Buktinya ada loh pasangan muda yang menikah tanpa pacaran tapi akibatnya nggak mulus. Bukan mau buka aib sih, tapi lebih kaya ngasih tahu, “Berani atau Siap nih?”. Soalnya nggak mulusnya sebuah rumah tangga pasti ada kesalahan dari dua belah pihak. Ini baru disebut belajar. Soalnya, coba aja bayangin kalau dari lima ribu viewers Adhiguna Sabrina ada yang menikah muda, tapi ga semulus Adhiguna Sabrina gimana? 

KENAPA AKU GREGET?

Kenapa sih aku gencar banget soal BERANI NIKAH ini?

Sebenarnya aku orang yang bodoamat sama masalah kaya gini. Aku jadi sedikit peduli, karena dulu aku tinggal di lingkungan yang banyaaaak sekali orang menikah muda. Ya gausah jauh-jauh. Hampir semua temanku menikah muda. Dan hampir semuanya, menikah tanpa bilang atau undang aku karena malu. Malu karena di usianya yang masih sangat muda udah menikah. Apalagi, dia lihat aku di posisi yang sedang merantau untuk sekolah.

Di kampungku, menikah adalah pilihan paling klasik untuk cewe-cewe. Alasan pertamanya adalah karena pola pikir yang kurang terbuka dan finansial yang sangat minim. Mereka nggak mau atau nggak bisa sekolah dengan alasan udah ‘nggak mampu mikir’ dan nggak ada uang. Lagipula pekerjaan untuk perempuan lulusan SD nggak bisa jauh-jauh kan. Paling bagus bisa kerja di rumah orang, jaga toko aja banyak yang batasin minimal lulus SMP, mau jadi baby sitter harus ikut agen jasa minimal SMA. Jadi yang paling mudah ya menikah, atau lebih tepatnya dinikahkan.

Nah yang paling sebelnya, Adhiguna Sabrina itu berkali-kali mengatakan di semua part videonya, kalau mereka menikah karena TAKDIR (gue nggak ngerti lagi deh maksudnya takdir tu begimane). Takdir yang mereka bilang juga ditafsirkan sendiri kok. Dan nggak kebayang kalau ada orang yang nasib kebetulannya hampir sama kaya mereka, tapi tetap ga berjodoh. Apa masih bisa disebut takdir?

Yaa, setelah mereka menikah memang terlihat sangat bahagia. Yaiyalah. Kalian lihat aja video pernikahannya. Nikah di gedung, gede-gedean, orangtuanya ngerestuin, keluarganya orang kaya, intinya si Sabrina itu jelas berani menikah karena jaminannya juga nggak akan bikin dia bahkan keluarganya terlantar. Tapi coba aja kalau di kampungku. Teman-temanku yang menikah di usia dini, apakah porsi bahagianya sama? Jangankan mau menikah di gedung, bisa proses di KUA aja udah syukur. Selametan ngundang keluarga dan tetangga se RT aja udah Alhamdulillah. Kalau dipikir-pikir ya perempuan di kampungku semuanya berani menikah. Mereka cuma modal berani dan percaya sama orangtua yang menjodohkan mereka. Padahal belum tentu ke depannya juga tanpa masalah rumah tangganya.

Aku sendiri aja belum menikah. Alasan selain karena aku di bawah kontrak yang melarang untuk menikah, tapi juga karena memang belum siap nikah. Siap dalam mental, siap dalam finansial, siap ilmu rumah tangga, siap memilih jodoh dan siap menanggung segala resiko pernikahan dan rumah tangga. Banyak hal yang harus dipersiapkan, dan dengan memperluas wawasan lah menurutku sambil berjalan juga mempersiapkan. Tapi kalo dibilang berani, aku pasti berani. Kalau tiba-tiba ada orang nikahin aku dan dia bilang ke aku, “kamu duduk manis aja, aku akan tanggung semuanya”. Ya pasti aku berani lah. Tapi kaaaan…… perbandingan cowo kaya gitu bisa 1 banding 100 juta cowo. Dan belum tentu 1 orang itu datengnya ke aku. WKWK.

(Ah, jujur ini ngetiknya malam hari, sendirian. Aku udah diskusi ini sama beberapa temenku dan asik banget. Sampe nggak inget waktu. Makanya akhirnya aku bikin pendapat ini.)

SIAP MENIKAH

Coba deh kita pelan-pelan positif thinking dan ganti pernyataan BERANI MENIKAH dengan SIAP MENIKAH. Pasti diskusinya jauh lebih adem.

Kenapa Sabrina berani menikah di usia 16 tahun, karena dia sudah siap. Suaminya menjamin pendidikannya, suaminya menjamin finansialnya bahkan keluarganya, dan keluarga mereka berdua adalah kerabat dekat sejak 30 tahun lalu. Tentu mereka berdua siap. Siap karena keduanya sama-sama dapat dipercaya dan dikenal baik oleh satu pihak dengan pihak lainnya. Meskipun mereka bilang takdir, tapi tetap saja segala kebetulan tersebut menjadikan mereka berdua siap menjadi pasangan. Orangtua mereka juga bersahabat. Hanya saja, mereka memang nggak pernah bertemu. Ya itu hal gampang. Pernah denger quote gini kan, “Kalau menikah itu pegang tangan orangtua dulu”. Ya seperti itulah mereka. Orangtuanya sudah berpegangan lama, jadi kalau mau dilangsungkan, tanpa ba bi bu bisa kapan saja belangsung.

Intinya menurutku, Sabrina itu tipe remaja 16 tahun yang udah siap banget menikah. Kalo gini nggak jadi masalah kan. Jadi nggak ada perusakan makna BERANI NIKAH. Karena menurutku ini cukup sentitif untuk jadi bahan obrolan sih. Bayangin aja yang nonton perempuan usia di atas 25 tahunan yang belum menikah, ya jelas mereka merasa rendah dong. Apalagi pernyataan berani itu loh yang bikin emosi. Tapi coba kalau kata BERANI diganti menjadi SIAP, justru menurutku malah banyak orang jadi merasa terdorong untuk mempersiapkannya.

Kita ibaratkan Sabrina yang siap menikah. Setelah menikah pendidikannya terjamin, finansialnya terjaga malah jauh lebih baik, suaminya siap membimbing, keluarganya semakin baik, direstui kedua keluarga, didukung saudara-saudaranya. Dia nggak perlu banyak berusaha karena orang disekelilingnya udah mendukung dan mendorong mereka untuk jadi pasangan.

Kemudian ibaratkan ke aku. Aku akan menikah di usia sekian, karena saat ini aku akan menjamin dulu bahwa pendidikanku aman, finansialku dan keluargaku baik-baik saja. Aku harus kerja dan fokus cari uang supaya pernikahan yang aku gelar bisa terhormat. Aku nggak lahir dari orang kaya, jadi aku sendiri harus berusaha mengangkat derajat keluargaku. Untuk cek medical, aku perlu kerja dan ngumpulin uang supaya bisa cek apakah kesehatan dan tubuhku bisa dianggap sebagai perempuan yang siap nikah. Dan banyak lalala lainnya.

Tapi kalian coba aja bayangin, semua yang aku persiapkan bisa aja ga kepake ketika ada seorang Adhiguna 2 ngelamar gue dan menjamin semua hal yang gue persiapkan. Ya jelas dong gue berani. HEHE. Ngayal dulu, wkwk.

Jadi temen-temen. Siapin diri dulu ya.

Jangan buru-buru karena merasa sudah berani. Inget, Sabrina menikah karena dia udah siap. Begitupun kalian. Kita positif thinking aja kalau judul talkshow dan kalimat berani nikah yang dia lontarkan itu lidahnya lagi kepeleset. Jadi kita lebih adem menerima kalimat itu. Dan pastinya, nikah 16 tahun kayak Sabrina udah nggak bisa lagi. Wkwk soalnya undang undang tentang batasan minimal menikah sudah diganti menjadi 19 tahun. So tahan dulu sampe lulus SMA baru nikah, kalo udah gabisa nahan banget. Wkwk

So be happy. Jangan banyak stress.

Emosinya udahan. Ini nulisnya 3 hari dan pake emosi. Wkwk. Panjang banget cuy. Ya berpendapatnya lebih ke curhat sih. Nggak papa. Silahkan kritik atau yang mau berdiskusi bisa komen atau kirim surat ke media sosialku di :

Email : ossidduha.co@gmail.com

Ig : @ossidduha

Twitter ku rahasia ya guys. Isinya aib wkwk.

Semoga kalian selalu sehat.

Salam Sayang

Ossidduha
Jakarta, 26520




Komentar

Postingan Populer