JANGAN BUAT HUJAN LAGI 🌧


Tadi malam hujan. 

Sebenarnya aku sudah nggak peduli tentang sepatu atau heels yang harus ku buang. Masalah ini tidak serumit ketika aku bingung menyelamatkan aku atau masa depanmu. Kain hitam yang kita jadikan dasar cerita manis, ternyata terlalu gelap. Hingga manisnya ditelan pahit gelap hitamnya sendiri. 

Kita bukan malaikat. Pilihan terbaik sering digagalkan semesta. Karena sejatinya kita tidak pernah diciptakan untuk jadi sayap kupu-kupu. Kita bukan permainan catur yg mengharuskan salah satu di antara kita gugur. 

Tidur panjang mungkin akan lebih baik. Atau bangun dan pura-pura tuli jauh lebih baik. 

Kilas hubungan bertahun-tahun bukan jaminan keselamatan hidup. Tujuan kita adalah pulang. Banyak tanggung jawab di pejaman mata renung. Jangan terlalu memaksakan diri. Aku sudah mundur lama. Dan aku sudah mengatakannya dengan lantang. 

Mungkin kata menyerah membuatmu merasa rendah. Tapi yang dibutuhkan saat ini memang merendah. 

Bukan maksudku menganggapmu padang pasir. Karena aku tahu, kamu pernah jadi lautan untuk segala keluh kesah yang aku tumpahkan. Tapi bukan hari ini. Bukan esok hari. Juga tidak akan ada lusa. 

Yang mengabulkan permintaan kita adalah Tuhan. 

Dan aku sama sekali tidak pantas untuk dijadikan acuan kasih sayang. Sebelah kakiku sudah diamputasi. Sebelah mataku hilang. Tangan kananku masih belum ditemukan. Tubuhku tidak sempurna, apalagi perasaanku. 

Menganggapku baik setelah aku mencampakkanmu, menjadikanku seperti noda buat diriku sendiri. Maksud meninggikanku menjadi kata paling merendahkan buatku. Salahku. 

Jangan anggap aku manusia. 

Tujuan kita berbeda.

Aku adalah wujud kesalahanku.

Jangan buat hujan lagi malam ini. 

Badainya cuma semesta yang tahu. 

Payungku hilang.


Ossidduha 
27520

Komentar

Postingan Populer